Banjir Aceh dan Dampaknya bagi PTS: Saatnya Kampus Bergerak Bersama
Banjir yang melanda beberapa wilayah di Aceh dalam beberapa hari terakhir meninggalkan banyak cerita. Tidak hanya merendam pemukiman warga, tetapi juga mengganggu aktivitas sejumlah perguruan tinggi swasta (PTS). Sejumlah kampus melaporkan adanya kendala akses, listrik yang belum stabil, hingga mahasiswa yang terpaksa menunda kegiatan akademik karena terisolir.
Di tengah kondisi seperti ini, dunia pendidikan kembali diingatkan bahwa kampus bukan hanya tempat belajar, tetapi juga bagian dari masyarakat yang ikut merasakan dampak bencana.
PTS Turut Merasakan Dampaknya
Beberapa PTS melaporkan bahwa aktivitas kampus belum bisa berjalan normal. Ada yang kesulitan membuka layanan administrasi karena akses jalan belum sepenuhnya pulih. Ada pula mahasiswa yang mengaku kesulitan mengikuti kelas daring karena jaringan dan listrik di rumah masih tidak stabil.
Situasi ini mengingatkan kita bahwa bencana bukan hanya merusak fisik, tetapi juga memengaruhi proses belajar mahasiswa — terutama bagi mereka yang tinggal di daerah yang masih terdampak.
Langkah Cepat yang Mulai Dilakukan
Di tengah situasi yang belum sepenuhnya kondusif, beberapa langkah darurat mulai dijalankan kampus dan LLDikti Wilayah XIII, seperti:
- Pendataan cepat kondisi kampus dan mahasiswa untuk memastikan kebutuhan yang paling mendesak.
- Fleksibilitas perkuliahan, terutama bagi mahasiswa yang masih kesulitan akses.
- Koordinasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan kampus yang masih terisolir mendapatkan bantuan dan akses komunikasi.
Meski sederhana, langkah-langkah ini membantu memastikan aktivitas akademik tetap berjalan, meski dengan penyesuaian.
Pentingnya Mitigasi Bencana di Dunia Kampus
Banjir tahun ini menjadi pengingat bahwa kampus perlu memperkuat kesiapsiagaan bencana. Mulai dari penyusunan SOP bencana, pelatihan evakuasi, hingga memasukkan mitigasi bencana sebagai bagian dari literasi mahasiswa. Langkah seperti ini bukan hanya relevan, tetapi juga penting untuk membangun generasi yang lebih tanggap terhadap kondisi alam Aceh.
Solidaritas sebagai Kekuatan Kampus
Di tengah kesulitan, kita juga melihat sisi lain yang menguatkan: solidaritas. Mahasiswa saling membantu, dosen memastikan komunikasi tetap terjaga, dan kampus terus berupaya memberikan dukungan.
Perjalanan menuju pemulihan mungkin belum selesai, tetapi kerja bersama inilah yang membuat dunia pendidikan di Aceh tetap berjalan.