Rapat Koordinasi Pimpinan Perguruan Tinggi Calon Akreditasi Prodi Unggul

Banda Aceh – LLDikti Wilayah XIII adakan Rapat Koordinasi Pimpinan PT calon akreditasi Prodi Unggul yang digelar pada 24 April 2025 di Aula Kantor LLDikti Wilayah XIII. Ketua panitia kegiatan, Dr. M. Nur, S.Pd., M.Pd., melaporkan semua PTS yang telah mengajukan pendampingan ke LLDikti Wilayah XIII hadir, terdapat 9 perguruan tinggi dan 14 program studi, kehadiran ini disebutnya sebagai bentuk komitmen nyata dari masing-masing perguruan tinggi untuk mengikuti proses pendampingan menuju Prodi Unggul.
Kepala LLDIKTI Wilayah XIII yang hadir secara daring, Dr. Ir. Rizal Munadi, M.M., M.T., dalam sambutan pembukaannya menyampaikan analogi bahwa pertemuan ini ibarat mendorong mobil—jika tersedia kunci dan bahan bakar, maka mobil akan mudah didorong dan dihidupkan. Menurutnya, banyak perguruan tinggi yang masih kurang memperhatikan proses penjaminan mutu, padahal jika dijalankan secara konsisten, hasilnya akan terlihat secara bertahap. Ia juga menyoroti persentase jabatan fungsional dosen yang masih besar pada tenaga pengajar dan asisten ahli sedangkan guru besar masih sangat sedikit.
Dalam rapat tersebut, dua narasumber utama, Prof. Dr. Ir. Suhendrayatna, M. Eng. dan Dr. Ir. Muhammad Aman Yaman, M. Agric. Sc., menyoroti pentingnya transformasi sistem penjaminan mutu untuk mencapai akreditasi unggul. Prof. Suhendrayatna menekankan efektivitas implementasi sistem penjaminan mutu internal (SPMI) berbasis siklus PPEPP dan peran aktif pimpinan, dosen, serta seluruh pemangku kepentingan dalam menciptakan budaya mutu yang berkelanjutan. Sementara itu, Aman Yaman menggarisbawahi perlunya audit mutu internal berbasis risiko (Risk-Based Audit/RBA) sebagai pendekatan baru yang fokus pada area dengan potensi risiko tertinggi untuk meningkatkan efisiensi dan ketepatan sasaran dalam evaluasi mutu.

Kedua narasumber sepakat bahwa komitmen pimpinan, peningkatan kapasitas SDM, digitalisasi sistem mutu, serta penguatan tata kelola dan kebijakan adalah fondasi utama menuju akreditasi unggul. Aman Yaman menyoroti fakta bahwa capaian akreditasi unggul di Aceh masih rendah akibat lemahnya pelampauan terhadap standar nasional (SNDikti), rendahnya implementasi SPMI secara menyeluruh, dan cepatnya kepuasan terhadap capaian sementara. Prof. Suhendrayatna turut menambahkan pentingnya sinergi antara evaluasi internal, reward system seperti Q-Award, serta partisipasi aktif mahasiswa dan dosen dalam pengembangan mutu.
Kegiatan ini diakhiri dengan penandatanganan komitmen bersama oleh masing-masing pimpinan perguruan tinggi dan Ketua Yayasan, sebagai simbol keseriusan dan tanggung jawab bersama dalam mewujudkan program studi unggul di lingkungan LLDIKTI Wilayah XIII.
