Sekretaris LLDikti Wilayah XIII Beri Sambutan Sosialisasi SPMI MBKM Duta Kampus Merdeka di UTU
Dalam rangka implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Duta Kampus Merdeka (DKM) menggelar sosialisasi kebijakan kampus Merdeka berdasarkan standar Dikti dalam program Duta Campus Call Series IV, yang mengangkat tema “Sistem Penjaminan Mutu Implementasi Kebijakan Program Kampus Merdeka”.
Kegiatan yang diprakasai oleh DKM Kemdikbud Ristek ini dilaksanakan secara Hybrid, untuk luringnya dilangsungkan di Universitas Teuku Umar. Hadir secara langsung di UTU Koordinator DKM, Yanuar Dwi Prastyo, Ph.D dari Universitas Bandar Lampung, tim DKM sebagai narasumber yaitu Nanang Wahyudin (Koordinator area 1 dari Universitas Bangka Belitung), Evi Rinata, M.Keb (Koordinator Area 3 dari Universitas Muhammadiyab Sidoarjo) dan Agus Syahrani, MM., S.Ling (Koordinator area kalimantan dari Universitas Tanjung Pura).
Turut hadir dalam kegiatan ini, Sekretaris Pelaksana LLDIKTI Wilayah XIII Aceh, Dr. Muhamamd Ilham Maulana, S.T., M.T, Wakil Rektor III UTU, Dr. Mursyidin, MA, Koordinator MBKM UTU Dr. Firman Parlindungan, M.Pd dan sejumlah Koordinator Pusat lingkup Universitas Teuku Umar.m
Yanuar Dwi Prasetyo dalam sambutannya menjelaskan Duta Kampus Merdeka merupakan program yang ditujukan bagi para dosen untuk membantu mengidentifikasi dan mengatasi tantangan implementasi Kampus Merdeka yang masih banyak ditemui di perguruan tinggi.
Peran utama Duta Kampus Merdeka adalah sebagai go-to-person di perguruan tinggi asal maupun perguruan tinggi sekitar untuk menjawab dan membantu memecahkan masalah seputar program Kampus Merdeka. Sehingga, tidak ada lagi kendala untuk mengimplementasikannya pada kurikulum perguruan tinggi.
“Pada kesempatan ini, kita akan mendiskusikan dua hal penting dalam dua sesi, yaitu sesi pertama membahas Sistem Penjaminan Mutu Implementasi Kebijakan Program Kampus Merdeka yang akan disampaikan oleh para narasumber dari DKM, sementara sesi siang mengevaluasi dan mendiskusikan penerapan kebijakan MBKM di kampus masing-masing,” jelas Yanuar
Sementara itu Rektor UTU Prof. Dr. Jasman J. Ma’ruf, SE., MBA mengapresiasi Duta Kampus Merdeka, Kemendikbud Ristek yang telah memilih Kampus UTU sebagai tempat diselenggarakannya Monev penerapan MBKM.
“Ini satu kehormatan bagi kami, dan kesempatan ini harus dimaksimalkan terutama oleh tim MBKM UTU untuk menggali sebanyak mungkin informasi penting tentang kebijakan MBKM, terutama berkaitan dengan tema hari ini tentang SPMI Kampus Merdeka,” Kata Prof Jasman.
Dr. Muhamamd Ilham Maulana dalam sambutannya menyampaikan tentang prioritas utama di perguruan tinggi dalam 5 tahun ke depan, yakni penciptaan Sumber Daya Manusia unggul pemimpin masa depan.
Adapun prosesnya, lanjut Muhammad Ilham, adalah melalui pembinaan, pembelajaran, dan pencetakan karakter mahasiswa perguruan tinggi. “Pembelajaran relevan dengan dunia industri dunia usaha yang ideal adalah tiga semester di luar prodi melalui magang, pertukaran pelajar, proyek di desa, wirausaha, riset, studi independen, dan kegiatan mengajar di daerah terpencil yang dibimbing seorang dosen,” tutur Muhammad Ilham.
Menurut Muhammad Ilham, saat ini Capaian Pembelajaran Lulusan atau CPL perguruan tinggi berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi nomor 3 tahun 2020 dan nomor 50 tahun 2018, yang menyebutkan bahwa selain lulusan berhak mendapat ijazah, juga mendapatkan sertifikat kompetensi bagi lulusan program pendidikan sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar Program Studinya.
Sementara itu, Nanang Wahyudin memaparkan penyamaan persepsi dan langkah implementasi MBKM di Perguruan Tinggi. Dalam paparannya, Nanang menerangkan landasan MBKM berdasarkan Permendikbud nomor 3 tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Berikutnya Evi Rinata dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo juga turut berbagi pengalaman tentang Best Practice MBKM. Evi Rinata menekankan pada penerapan sistem penjaminan mutu internal dengan melakukan berbagai monev untuk memastikan pelaksanaan MBKM sesuai dengan standar Dikti. Sebagai perguruan tinggi kita harus betul-betul engagements atau terlibat dalam menyiapkan lulusan agar selaras dengan dunia usaha dan dunia industri atau DUDI.
Perguruan tinggi bukan sekadar bekerja sama dengan DUDI lewat perjanjian hitam di atas putih, tetapi juga memberikan perhatian dan kerjasama secara nyata. “Kita secara totalitas memberikan perhatian kepada peserta didik,” ujarnya.
Sejumlah PTN dan PTS di Aceh turut hadir secara langsung mengikuti Monev MBKM ke Universitas Teuku Umar, yaitu Universitas Malikussaleh, Universitas Al-Muslim, Universitas Iskandar Muda, Universitas Serambi Mekkah, Universitas Gajah Putih, Universitas Jabal Ghafur, Universitas Abulyatama, STIMI Meulaboh, STIKIP Bina Bangsa Meulaboh, STKIP Muhammadyah Abdya dan STIA Pelita Nusantara Nagan Raya. (Aduwina Pakeh).