3 Strategi Yang Dapat Membantu Audiens Anda Menjadi Lebih Nyaman Dalam Interpretasi Visualisasi Data
Kita akan mengalami beban kognitif kapan saja kita menerima informasi. Beban kognitif merupakan upaya mental yang kita perlukan untuk mempelajari informasi tersebut.
Cole (2015) menyebutkan bahwa salah satu penyebab yang dapat berkontribusi pada beban kognitif adalah sesuatu yang disebut sebagai clutter. Clutter adalah elemen visual yang menempati ruang dalam slide, tetapi tidak menambah pemahaman bagi audiens kita. Karena itu, clutter adalah sesuatu yang mesti kita hindari dalam membuat slide presentasi.
Ada alasan sederhana mengapa kita harus mengurangi clutter dalam slide presentasi kita. Yaitu karena hal tersebut akan membuat visualisasi data kita akan tampak lebih rumit dari yang diperlukan.
Ketika visualisasi data tampak rumit, maka kita menanggung resiko bahwa audiens kita dapat memutuskan untuk tidak ingin meluangkan waktu untuk memahami apa yang kita tunjukkan. Pada titik itulah, kita akan kehilangan kesempatan untuk dapat berkomunikasi dengan audiens kita. Dan hal itu bukanlah hal yang baik.
Cole (2015) menyebutkan bahwa untuk membuat audiens kita nyaman untuk melakukan interpretasi dari visualisasi data yang kita sajikan, maka ada 3 strategi yang dapat kita gunakan.
Mari kita bahas satu per satu strategi tersebut.
Strategi # 1 : Manfaatkan Alignment (Perataan)
Susunan visual yang Anda sajikan akan berdampak pada komunikasi Anda dengan audiens Anda.
Mari kita lihat contoh slide di bawah ini. Slide di bawah ini, teks yang bagian kanan adalah rata tengah. Hal ini membuat garis yang tidak rata apakah itu pada sisi kiri ataupun kanan yang akan menyebabkan tata letaknya menjadi tidak enak dipandang.
Perubahan yang relatif minor dari rata tengah menjadi rata kiri membuat dampak yang besar bagi komunikasi visual Anda. Coba Anda perhatikan perubahan yang dilakukan yang ditunjukan pada slide di bawah ini. Anda akan melihat bahwa slide di bawah ini menciptakan garis yang lebih rapih baik secara horizontal maupun vertikal.
Selain itu, garis diagonal yang menghubungkan insight dari grafik ke data juga dihilangkan yang mengurangi beban kognitif bagi audiens Anda.
Umumnya, elemen diagonal seperti garis dan teks harus dihindari. Mereka akan tampak berantakan. Dan dalam hal teks, teks yang diagonal lebih sulit dibaca dari teks yang horizontal. Satu studi yang dilakukan oleh Wigdor dan Balakrishnan (2005) menemukan bahwa teks yang diputar 450 membuat audiens Anda membacanya 52 % lebih lambat dari teks yang orientasinya normal. Oleh karena itu, hindari elemen diagonal pada slide Anda.
Strategi # 2 : Ciptakan White Space
Istilah white space digunakan untuk melihat ruang kosong pada slide. Mungkin Anda pernah mendengar umpan balik ini sebelumnya : “masih ada ruang kosong di halaman slide. Jadi, mari kita tambahkan sesuatu di ruang kosong tersebut” atau lebih buruk lagi “di slide itu masih ada ruang kosong yang tersisa. Jadi, mari kita tambahkan lebih banyak data di ruang kosong itu”.
Anda jangan pernah menambahkan data hanya untuk menambah data. Cukup tambahkan data dengan tujuan yang spesifik yang ingin Anda ungkapkan dalam visualisasi data Anda.
Kita perlu lebih nyaman dengan adanya white space.
White space dalam komunikasi visual sama pentingnya dengan jeda dalam berbicara di depan umum. Mungkin Anda pernah mengikuti presentasi yang tidak memiliki jeda.
Rasanya seperti ini. “Ada pembicara di depan Anda. Dan mungkin karena gugup atau mungkin karena dia ingin menyampaikan banyak materi dari yang seharusnya waktu yang dialokasikan, maka dia bicara tanpa henti. Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana dia bernafas. Anda ingin bertanya, tetapi pembicara sudah pindah ke topik berikutnya dan masih belum berhenti”.
Hal itu adalah pengalaman yang tidak menyenangkan bagi audiensnya.
Sekarang coba Anda bayangkan pengaruhnya jika pembicara yang sama membuat pernyataan tunggal, yaitu “Kematian diagram batang”.
Dan berhenti bicara selama 15 detik untuk membuat pernyataan itu dicerna oleh audiensnya. Itu adalah jeda yang sangat dramatik. Dan hal itu akan mendapat perhatian dari audiensnya, bukan ?
Efek yang sama ketika Anda menggunakan white space secara strategik yang dapat memberikan pengaruh pada komunikasi visual Anda. Kurangya white space seperti kurangnya jeda pada presentasi akan membuat audiens Anda merasa tidak nyaman. Ketidaknyamanan audiens dalam merespons desain dari komunikasi visual Anda adalah sesuatu yang harus Anda hindari.
White space dapat digunakan secara strategis untuk menarik perhatian ke bagian slide yang bukan white space.
Ketika Anda berupaya untuk tetap menjaga white space, maka berikut beberapa pedoman yang dapat digunakan.
Margin harus tetap bebas dari teks dan visual. Tahan keinginan untuk mengisi ruang kosong yang tersedia tanpa tujuan komunikasi yang jelas. Sebagai gantinya, sesuaikan ukuran visual Anda dengan kontennya.
Di luar itu, maka pikirkan bagaimana Anda menggunakan white space secara strategis untuk penekanan seperti yang diilustrasikan dengan jeda yang dramatis. Jika ada satu hal yang benar-benar penting, maka pikirkan untuk membuatnya menjadi satu hal pada slide Anda. Dalam beberapa kasus, hal itu bisa berupa satu kalimat atau bahkan satu angka.
Pada slide di bawah ini, white space tidak diupayakan untuk diciptakan. White space antara kolom data terlalu sempit untuk menekankan data secara optimal. Dan garis putus-putus sebenarnya telah menciptakan clutter.
Berbeda dengan slide di atas, slide di bawah ini telah menggunakan white space dengan tepat. White space antara kolom data telah diperlebar. Dan garis putus-putus telah dihilangkan untuk menghindari adanya clutter.
Strategi # 3 : Gunakan Kontras Secara Strategis
Kontras yang jelas dapat menjadi sinyal yang bagus bagi audiens kita yang dapat membantu mereka memahami dimana harus memfokuskan perhatian mereka. Di sisi lain, kurangnya kontras dapat menjadi sebuah bentuk gangguan visual.
Ketika membicarakan nilai strategis dari kontras, maka kita dapat menggunakan analogi berikut. Tidak mudah melihat burung elang di langit yang penuh burung merpati. Ketika variasi burung meningkat, maka burung elang itu makin sulit untuk dilihat.
Analogi itu menyoroti pentingnya penggunaan kontras secara strategis dalam desain visual. Semakin banyak hal yang kita buat berbeda, semakin kecil salah satu dari hal tersebut dapat menonjol.
Untuk menjelaskan hal itu dengan cara lain, jika ada sesuatu yang sangat penting yang kita ingin audiens ketahui atau lihat (burung elang), maka kita harus menjadikan (burung elang) itu sesuatu hal yang sangat berbeda dari burung lainnya.
Mari kita lihat sebuah contoh untuk menggambarkan konsep tersebut.
Bayangkan Anda bekerja sebagai pedagang retail dan ingin memahami perasaan pelanggan Anda tentang berbagai dimensi pengalaman belanja mereka di toko Anda dibandingkan pesaing Anda. Anda telah melakukan survei untuk mengumpulkan informasi tersebut dan mencoba memahami apa yang survei tersebut katakan.
Anda telah membuat indeks kinerja untuk meringkas setiap kategori dimensi pengalaman belanja konsumen, Semakin tinggi indeks, semakin baiknya kinerjanya. Sebaliknya, semakin rendah indeks, semakin jelek kinerjanya.
Slide di bawah ini menunjukkan indeks kinerja untuk seluruh kategori pengalaman belanja konsumen.
Coba Anda pelajari sejenak dari slide di atas dan catat proses berpikir Anda ketika Anda menerima informasi tersebut.
Jika Anda diminta untuk menggambarkan slide di atas dalam satu kata, apakah kata itu ? Mungkin kata-kata yang datang ke pikiran Anda adalah sibuk, membingungkan dan melelahkan.
Ada banyak hal yang terjadi pada grafik tersebut. Begitu banyak hal yang bersaing untuk mendapatkan perhatian kita, sehingga sulit untuk mengetahui apa yang dicari.
Mari kita tinjau dengan tepat apa yang kita lihat. Data yang ditampilkan pada grafik di atas adalah indeks kinerja. Anda tidak perlu mengetahui secara rinci bagaimana indeks kinerja tersebut dihitung, tetapi Anda perlu lebih memahami bahwa grafik tersebut merupakan ringkasan ukuran kinerja yang ingin kita bandingkan dari berbagai kategori pengalaman belanja konsumen (yang ditunjukkan pada sumbu X : Pemilihan, Kenyaman, Layanan, Hubungan, dan Harga) untuk bisnis kita (yang ditunjukkan oleh diamond berwarna biru) dibandingkan sejumlah pesaing (yang ditunjukkan oleh shapes yang berwarna lainnya). Sebuah indeks yang lebih tingggi menggambarkan kinerja yang lebih baik dan sebuah indeks yang lebih rendah berarti kinerja yang lebih rendah.
Memahami informasi tersebut memerlukan waktu yang lama, karena kita melihat bolak balik antara legend pada bagian bawah dan data pada grafik. Bahkan, jika kita sangat sabar dan benar-benar ingin mendapatkan informasi dari visual tersebut, maka hampir tidak mungkin karena bisnis kita (diamond warna biru) terkadang dikaburkan oleh titik data lainnya yang membuat kita tidak dapat melihat perbandingan yang paling penting untuk dibuat.
Hal ini adalah contoh kasus dimana kurangnya kontras membuat informasi menjadi lebih sulit untuk ditafsirkan.
Coba Anda perhatikan slide di bawah ini dimana kita menggunakan kontras secara lebih strategis.
Dalam slide di atas telah dilakukan sejumlah perubahan. Pertama, untuk menampilkan visualisasi data dipilih diagram batang horisontal. Selain itu, dilakukan juga perubahan skala dengan angka positif, karena pada grafik aslinya ada beberapa nilai negatif yang memperumit pemahaman visualisasi yang ditampilkan.
Perubahan ini dapat memberikan manfaat, karena kita lebih tertarik pada perbedaan relatif dari pada nilai absolut. Dalam pembuatan ulang grafik itu, kategori pengalaman belanja konsumen yang sebelumnya digambarkan sepanjang sumbu horisontal X sekarang menjadi sumbu vertikal Y.
Dalam setiap kategori, panjangnya diagram batang menunjukkan ringkasan indeks pada bisnis kita (biru) dan pesaing (abu-abu) dengan batang yang lebih panjang menunjukkan kinerja yang lebih baik.
Dengan perubahan tampilan visualisasi ini, ada kemudahan untuk melihat dua hal secara cepat, yaitu :
- Kita bisa membiarkan mata kita untuk menscanning diagram batang yang biru untuk mendapatkan pemahaman bagaimana kinerja bisnis kita di berbagai kategori. Bisnis kita mendapatkan nilai yang tinggi pada kategori Harga dan Kenyaman dan nilai yang lebih rendah pada kategori Hubungan. Dan bisnis kita sedang berjuang dalam kategori Layanan dan Seleksi sebagaimana ditunjukkan dengan nilai kinerja yang rendah pada kategori tersebut.
- Dalam kategori tertentu, kita dapat membandingkan diagram batang yang biru dengan diagram batang yang abu-abu untuk melihat bagaimana bisnis kita berjalan relatif terhadap pesaing. Bisnis kita unggul pada kategori Harga dan kalah pada kategori Layanan dan Pemilihan.
Pesaing dibedakan satu sama lainnya berdasarkan urutannya dimana mereka muncul. Pesaing A muncul setelah bisnis kita. Pesaing B muncul setelah pesaing A. Pesaing C muncul setelah pesaing B dan seterusnya.
Dalam slide yang telah diperbaiki, tampilan kategori diatur dalam urutan indeks kinerja yang menurun untuk bisnis kita yang memberikan kemudahan bagi audiens untuk mengetahui dengan cepat bagaimana peringkat bisnis kita pada setiap kategori dalam kaitannya dengan pesaing.
Anda dapat memperhatikan disini bagaimana penggunaan kontras yang efektif menjadikan proses memahami informasi menjadi lebih cepat, mudah dan nyaman.
Demikianlah, 3 strategi yang dapat membantu interpretasi visualisasi data untuk kenyamanan audiens Anda.
Clutter adalah musuh kita, Oleh karena itu, hilangkan mereka dari visual kita.
Manfaatkan alignment dari elemen visual kita dan ciptakanlah white space untuk membantu interpretasi visual kita menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi audiens kita. Selain itu, gunakanlah kontras secara strategis.
sumber : erry-ricardo