STKIP BBG Adakan Workshop Penyusunan Perangkat Pembelajaran dan Konten Pembelajaran Jarak Jauh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – STKIP BBG menggelar Workshop Penyusunan Perangkat dan Konten Pembelajaran Jarak Jauh melalui Pendekatan Lesson Study, 1-2 Oktober 2020 di kampus tersebut.
Kegiatan itu mengangkat tema, “Pengembangan Program Pendidikan Jarak Jauh Melalui Lesson Study Sarana Implementasi Kebijakan MB-KM untuk Mencetak Calon Guru Tangguh di Era Revolusi Industri 4.0”.
Kegiatan yang menghadirkan pemateri Dr. Ismul Huda, M.Si (Pakar teknologi Pembelajaran Unsyiah).
Ketua Pelaksana, Fitriati, M.Ed menyatakan, kegiatan ini untuk membekali dosen dalam menyiapkan perangkat pembelajaran jarak jauh dalam menghadapi semester ganjil 2020/2021 yang dilaksanakan secara daring mengingat pandemi covid sekaligus dimulainya implementasi kurikulum mbkm di STKIP BBG.
Ia juga berharap target luaran dari program ini nantinya akan ada mahasiswa di perguruan tinggi lain Indonesia yang mengambil mata kuliah di tempat kita. Itu suatu hal yang dituntut dalam program MB-KM.
Fitriatu menambahkan bahwa penyusunan perangkat pembelajaran daring dapat dilakukan oleh tim dosen melalui proses lesson study dimana para dosen pendidik mengkaji pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan sehingga
Sementara itu, Ketua STKIP BBG Dr Lili Kasmini, M.Si menyatakan, bahwa kampus STKIP BBG terus berbenah dalam meningkatkan mutu.
Walau dosen BBG masih muda namun mempunyai kemauan yang kuat untuk melaksanakan program yang setara dengan perguruan tinggi ternama.
“Kami selalu mengikuti perkembangan kemajuan pendidikan. BBG terus berkompetisi. Hasilnya sudah banyak kemajuan yang diraih. Salah satunya menang hibah PJJ dan MB-KM,” ujarnya.
Dr Ismul Huda, M.Si, sang pemateri menyatakan perubahan teknologi menutrut pengajar untuk berubah, dan terus berinovasi menghasilkan pembelajaran yang bermutu. 3 hal penting yang harus muncul ketika mengembangkan pembelajaran daring yaitu cognitive preseverence, teaching preseverence dan social preseverence.
Pemateri juga menyinggung tentang isu-isu tentang penyelenggaraan PJJ dan kuliah daring yakni masih adanya dosen dan mahasiswa yang belum terbiasa dengan IT, beberapa kuliah masih menuntut pembelajaran tatap muka, belum meratanya infastruktur di beberapa lokasi mitra PJJ, batasan proporsi e learning dan tatap muka, instrumen monev kuliah daring berbeda dengan monev kuliah F2F.(*)