Nantampuk Mas dari Kota Hamzah Fansuri

SIFA SALSABILA, Mahasiswi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Anggota UKM JurnalistikSTKIP Bina Bangsa Getsempena, Banda Aceh, melaporkan dari Subulussalam

LIBUR semester genap hampir berakhir. Kami tidak ingin menyia-nyiakan waktu libur yang tinggal sedikit lagi ini. Ancang-ancang mengisi waktu libur mulai dipikirkan. Saya bersama beberapa teman berembuk: wisata mana yang akan dikunjungi.

Ada beberapa tempat wisata yang membuat kami bingung untuk memilih. Salah seorang teman  mengajukan beberapa pilihan, di antaranya Air Terjun SKPC, Air Terjun Nantampuk Mas, Arum Jeram Lae Kombih, Air Terjun Kedabuhan, Irigasi  Sungai Namo Buaya, atau Air Terjun Silangit-langit.

Setelah berpikir panjang, kami memilih untuk berkunjung ke Air Terjun Nantampuk Mas. Air terjun ini berlokasi di Dusun Laembetar, Desa Laebersih, Kota Subulussalam. Dari pusat Kota Subulussalam menuju Desa Laebersih berjarak lima sampai sepuluh menit perjalanan naik sepeda motor (sepmor) atau mobil.

Kota Subulussalam merupakan salah satu kota di Aceh hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Singkil yang juga dikenal dengan julukan “Kota Syekh Hamzah Fansuri”.

Selain itu, Subulussalam juga menyuguhkan berbagai objek wisata yang dapat dikunjungi baik oleh masyarakat setempat maupun bagi pendatang. Seperti yang lain, kota ini juga memiliki potensi wisata yang tak kalah menariknya. Mulai dari wisata air terjun, arung jeram, jembatan, dan wisata lainnya.

Ibu saya menyiapkan beberapa bekal untuk persiapan kami. Sebelum berangkat ibu memasak ‘peleng’, salah satu makanan khas Subulussalam. Nasi peleng berwarna cerah, yaitu kuning. Nasi yang telah dimasak lalu ditumbuk dengan campuran kuah ayam yang berwarna kuning sehingga bulir nasi yang kita konsumsi menjadi lumat dan lebih lembut. Apalagi ketika proses penumbukan nasi dibubuhi dengan kuah ayam yang membuat nasi akan sangat terasa bumbu khas atau rempah-rempah dari kuahnya.

Peleng ini biasanya disajikan pada acara-acara besar atau acara penting saja. Disajikan dengan ayam yang berkuah kuning dengan aroma bumbu yang sangat khas. Masyarakat sekitar menyebutnya ‘peleng si cina mbara’, artinya peleng cabai merah. Karena kebiasaan dari orang tua dahulu menikmatinya dengan cabai merah mungkin. Melihatnya saja sudah menggugah selera.

Setelah selesai makan, saya dan teman-teman langsung menuju Air Terjun Nantampuk Mas dari Kota Subulussalam. Matahari pagi memancarkan cahaya indahnya. Burung di dahan pohon berkicau  riang.

Sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan yang sangat sejuk, indah, dan asri. Suatu nikmat keindahan yang menggambarkan kebesaran Allah Swt. Di kiri kanan jalan tampak perkebunan milik warga setempat. Subulussalam memang terkenal dengan hasil perkebunan sawit yang melimpah, termasuk di Desa Laebersih ini. Perkebunan karet, sawit, cokelat, jagung, durian, dan aneka buah lainnya memanjakan mata kami. Desa ini masih sangat asri, jauh dari hiruk pikuk kebisingan kota sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai pilihan objek

Sekitar 15 menit akhirnya kami sampai di gapura Air Terjun Nantampuk Mas. Pengunjung yang ingin ke  lokasi wisata air terjun ini tidak perlu membayar tiket masuk. Hanya perlu membayar uang parkir saja, untuk sepeda motor (sepmor) Rp 3.000 dan untuk mobil Rp 6.000. Namun, jika hari libur tarif parkir naik: Rp 5.000 untuk sepmor dan Rp 10.000 untuk mobil. Setelah membayar uang parkir kami bergegas melanjutkan perjalanan menuju tempat tujuan. Dalam perjalanan kami harus melewati jembatan gantung. Masyarakat setempat menyebutnya rambingan. Jembatan ini juga cocok dijadikan sebagai spot foto karena pemandangannya sangat menarik. Hamparan alam yang membentang luas ditambah lagi dengan sungai yang mengalir tenang tepat berada di bawah jembatan gantung tersebut. Di sana juga terdapat kolam renang. Apabila bagi pengunjung khawatir dengan sungai yang berarus bisa bermain di kolam renang yang telah disediakan. Tak perlu khawatir jika pengunjung kehabisan stok makanan karena di sepanjang tepi sungai jembatan gantung banyak masyarakat yang berjualan lain aneka makanan dan minuman.

Selain itu, tempat ini juga dilengkapi dengan masjid untuk beribadah sehingga menambah kenyamanan pengunjung untuk berlibur ke Nantampuk Mas.

Sekitar 15 menit kami mengendarai motor, kami harus berjalan kaki untuk menuju lokasi air terjun, karena jalan untuk naik ke atas tidak bisa menggunakan kendaraan. Kami harus berjalan kaki sekitar 20 menit. Namun, jangan khawatir, selama perjalanan kita akan melihat bentangan alam yang masih sangat terjaga. Masih ada dua sungai yang harus kami lewati dengan airnya yang dingin, masih sangat alami, dan sungguh menyegarkan mata.

Beberapa orang juga tengah asyik memancing di sungai yang baru saja kami lewati. Warga juga menyapa pengunjung yang datang, termasuk saya dan teman-teman, walaupun kami adalah warga setempat juga. Masyarakat di sini sangat menjaga keasrian alam dan kebersihan sehingga apa yang mereka jaga juga dapat membantu kelangsungan hidup mereka, seperti memancing tadi.

Debur suara air dari ketinggian sudah mulai terdengar, kian menambah hasrat kami untuk segera sampai ke tujuan. Melewati bebatuan besar yang licin membuat kami sangat berhati-hati untuk melangkahkan kaki, saling bahu-membahu saat melangkah hingga akhirnya kami sampai ke tujuan.

Benar saja, empasan air yang jatuh dari ketinggian menambah kesejukan, dengan tebing tinggi yang menjulang menambah kesan gagah air terjun tersebut. Tempat wisata tersembunyi yang satu ini belum diketahui oleh banyak orang serta belum banyak pengunjungnya sehingga menjadikan air terjun ini masih sangat terlihat alami dan bersih. Tempat ini diapit oleh pegunungan dan bebatuan. Selain itu, tentunya dikelilingi hutan murni yang menjalar bak mahkota yang sungguh indah. Rasa lelah selama perjalanan akan terbayar jika melihat air terjun ini. Kami putuskan membangun tenda untuk beristirahat sembari menikmati keindahan yang Tuhan ciptakan.

Memang tempat ini tidak strategis karena agak jauh dari pusat ibu kota, tapi tak ada salahnya jika kita sedang lewat atau singgah di sini sempatkan juga untuk mengunjungi potensi alam yang ada di dalamnya. Satu hal yang perlu diingat adalah jika berkunjung ke tempat wisata di sini perhatikan barang yang harus Anda bawa serta jangan lupa untuk melestarikan alam dengan tidak membuang sampah sembarangan agar keasriannya tetap terjaga.

Sumber : Klik


Leave a Reply