Suchie, Mahasiswi Umuslim Penulis Novel Tiga Bahasa Hingga Diundang ke Korea

Sejak terdaftar sebagai mahasiswi Pendidikan Matematika Universitas Almuslim (Umuslim), Peusangan, Bireuen, Suchie Lia Artha, sudah aktif dalam kegiatan keorganisasian di kampus itu. Ia lulus melalui jalur bebas tes di kampus itu pada tahun 2013 dan sudah lulus tepat waktu.
Organisasi kemahasiswa yang aktif diikutinya saat kuliah, seperti HMJ, LDK Formada dan PEMA, serta turut aktif dalam segala even besar kampus.
Sebagai mahasiswa matematika, membuat suchie terus berada dalam ruang lingkup yang selalu dekat dengan angka hingga rasa jenuh memaksa Suchie mencoba sesuatu yang lain. “Kata siapa orang yang selalu bergelut dengan angka tidak bisa mengolah kata?’ kalimat inilah yang Suchie tanam saat mulai mencoba menulis. Walau di awal, kecintaan terhadap angka pernah membuat Suchie kesulitan dalam mengemas kalimat. Suchie Lia Artha, nama lengkapnya, atau sering juga disapa Anggi, telah mampu memadukan keduanya, angka dan kalimat.
Berawal dari menulis cerita-cerita iseng untuk mengisi waktu luang pada tahun 2016 silam, dan terbawa menjadi hobi hingga mulai aktif menulis wattpat (aplikasi menulis online) di awal tahun 2018 lalu, sampai sekarang sudah memiliki lebih dari 300 ribu pembaca. Suchie saat ini sudah menyelesaikan sebuah novel dalam tiga bahasa, yaitu Indonesia, Inggris dan Korea.
Hasilnya pun, Novel Rain And Pain (Become a Shelter) karyanya itu sudah dirilis di Indonesia pada tanggal 15 September 2019 dan rilis di Korea 21 September 2019.
Gadis ini mengakui berawal dari hobi terhadap Korea, gadis kelahiran 1 Maret 1995 mulai belajar otodidak segala hal tentang Korea.
Sekarang ia sudah fasih berbahasa Korea serta mampu meromanisasi/mengalih
aksara Hangeul, hingga dipadu padankan dengan hobi menulisnya dan terciptalah
novel Rain And Pain (Become a Shelter). Novel ini memadukan bahasa Korea
dan Inggris juga di dalamnya.
“Selain menulis, Anggi juga bekerja sebagai translator atau penerjemah konten-konten Korea, seperti drama, survival show, reality show, dan pergelaran akhir tahun Korea,” ujarnya kepada Serambi, Senin (1/10/2019). Katanya, menjadi penulis sebenarnya tidak ada dalam lis cita-citanya.
“Sebelumnya, saya juga tidak percaya diri dengan tulisan-tulisan saya, namum para pembaca wattpat selalu memberikan dukungan dan komentar positif yang membangkitkan semangat agar saya terus memperbaiki tatanan kalimat-kalimat dalam setiap cerita saya, hingga akhirnya penerbit melirik salah satu cerita yang saya buat,” kata Suchie Dengan kemampuan berbahasa Korea yang dimiliki oleh anak pertama dari pasangan Dede Iskandar dan Susilawati Lubis ini, memudahkannya bergaul dengan teman-teman dari negeri gingseng tersebut. Hingga negara yang setiap tahunnya memproduksi drama romantis itu meminta untuk turut meriliskan novel karyanya di sana. Selain itu, Suchie rencananya juga akan melanjutkan S2-nya di negeri Ginseng itu.
Sumber berita klik di sini