20 Dosen Politeknik dari Indonesia Belajar Artificial Intelligence, Robotics and Automation Training di Kanada

20 dosen Politeknik se-Indonesia mengikuti Pelatihan “Artificial Intelligence, Robotics and Automation Training” di kampus Southern Alberta Institute of Technology (SAIT), Calgary, Kanada, pada tanggal 10-19 Agustus 2019.  Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa), Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan Polytechnic Education Development Project  (PEDP).

Dengan belajar dari SAIT Polytechnic—sebagai salah satu dari 10 institusi politeknik terbaik di Kanada—kegiatan ini diharapkan dapat memberikan diskursus dan keahlian dosen dalam ketiga bidang tersebut. Sehingga, terjadi peningkatan kualitas materi pengajaran dan metode pembelajaran di Politeknik.

Pelatihan ini terdiri dari empat jenis kegiatan, yaitu mengikuti pemberian materi dan praktik tentang Artificial IntelligenceRobotics & Automation, sesi diskusi pengembangan dan penerapan materi.  Selain materi teknis, pihak SAIT memberi ruang diskusi tentang manajemen institusi dan laboratorium yang tepat serta pemahaman tentang pentingnya hubungan saling mendukung antara industri maupun  stakeholders lainnya. Academic Board SAIT berbagi pengalaman dan petunjuk praktis tentang prosedur dan tata kelola sistem pendidikan vokasi dan evaluasi akademik.

Kemenristekdikti telah bekerja sama dengan SAIT dalam beberapa kegiatan pelatihan sejak tahun 2015. Sistem Pendidikan di SAIT terdiri dari program diploma dan sertifikasi keahlian. Keunggulan institusi terdapat pada metode pembelajaran yang murni vokasi, di mana kegiatan praktik didesain dengan menyiapkan representasi sistem industri yang sesungguhnya.

Sistem SAIT yang baik diharapkan mampu memberi gambaran bagi dosen Politeknik di Indonesia untuk sitem pembelajaran yang menghasilkan lulusan siap kerja, seperti alumni SAITyang  terserap di dunia kerja pada kisaran 98-100%.

Banyak hal yang dapat diadopsi dari rangkaian kegiatan pelatihan ini untuk mendorong perkembangan politeknik menghasilkan lulusan yang kaya akan kompetensi berbasis keahlian dan okupasi. Setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta diharapkan memiliki pemahaman tentang konsep integrasi antara sistem Automasi, Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence.

Pengembangan pendidikan politeknik sendiri menjadi agenda utama dan terus dilaksanakan pemerintah dengan berbagai sumber dana, termasuk hibah luar negeri dari pemerintah Kanada.  Tujuannya untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan politeknik sehingga para lulusan politeknik dapat memenuhi kebutuhan industri.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Prof. M. Nasir, di lain kesempatan mengatakan ingin menghilangkan stereotype politeknik sebagai perguruan tingi kelas dua. Tekad Menristedikti diiringi dengan memberikan perhatian dan fokus yang lebih pada institusi politeknik, di antaranya kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan industri, peningkatan kualitas laboratorium, infrastruktur serta dosen. Sehingga kompetensi dosen politeknik meningkat untuk merespon revolusi industri 4.0. (Ditbela/Afri Yudianto; editor HKLI/MFR).

Leave a Reply