LLDIKTI : TIDAK ADA BEDA ANTARA PTN DAN PTS

Banda Aceh – Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIII Aceh menggelar Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) Tingkat Wilayah Tahun 2019, kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 11-13 April yang bertempat di Hotel Grand Nanggroe Banda Aceh.

Menyadari pentingnya lomba debat bagi peningkatan kualitas lulusan dan pendidikan tinggi, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengembangkan kegiatan ini melalui kegiatan Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI).

Drs. M. Najib, M. Pd selaku Kabag. Akademik dan Sumber Daya menyampaikan kegiatan tahunan ini telah menjadi ajang positif bagi mahasiswa se-Indonesia untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam berpikir kritis dan berkomunikasi, meningkatkan kepercayaan diri, mengembangkan jejaring antar perguruan tinggi, dan memupuk rasa kesatuan dan kebanggaan terhadap kebhinekaan bangsa dan budaya.

“debat ini juga memperkuat karakter mahasiswa melalui pemahaman akan permasalahan nasional dan internasional beserta alternatif pemecahannya melalui kompetisi debat, perlu adanya sebuah kegiatan sebagai uji coba pengembangan kompetisi debat dalam bahasa Indonesia di kalangan mahasiswa” lanjutnya

“adapun yang mengikuti debat ini sebanyak 51 mahasiswa dari 17 Perguruan Tinggi yang ada di Aceh, kemudian lima dewan juri yang sudah sangat berpengelaman di bidang debat bahasa indonesia diantaranya Drs. Denny Iskandar, M.Pd, Mulyadi Syahputra, M. Pd, Ferdiansyah, S.E, Muhammad Iqramullah, S. Si dan Wilsen Yugnata” jelas najib.

“kalau dilihat dari kaca mata pemerintah semuanya perguruan tinggi itu sama tidak ada perbedaaan antara Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS), sekarang kita hadir disini untuk sama-sama berpikir bagaimana pengembangan kompetisi di perguruan tinggi khususnya di aceh” ujarnya

Menurutnya, kegiatan ini meningkatkan daya saing mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi melalui media debat ilmiah, meningkatkan kemampuan bahasa Indonesia lisan dan tulisan, dan menciptakan kompetisi yang sehat antar mahasiswa serta meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk berpikir kritis dan analitis, sehingga mahasiswa mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional, mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menyampaikan pendapat secara logis dan sistematis dan kompetisi ini bukan untuk menentukan siapa yang paling hebat dan tidak hebat, akan tetapi dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti ini akan muncul sebuah kekompakan dan silaturahmi yang baik bagi mahasiswa, karena dengan kekompakan yang baik akan membangun budaya mutu pendidikan yang baik pula khususnya bagi perguruan tinggi itu sendiri.

“Selanjutnya para pemenang debat tingkat wilayah akan dipilih enam tim terbaik mewakili ke tingkat nasional yang dilaksanakan  pada bulan Agustus” ujarnya sekaligus membuka acara ini dengan resmi.

Leave a Reply