Perkuat Poros Maritim, Indonesia Aktif Dalam Perumusan Standar Internasional
Indonesia kembali menunjukkan peran dan keaktifannya di forum internasional. Melalui Badan Standardisasi Nasional (BSN) yang bekerja sama dengan PT Biro Klasifikasi Indonesia (persero), Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan The 15th Plenary Meeting and Working Group Meetings of ISO/TC 8/SC 8 “Ship Design” yang berlangsung pada tanggal 3 – 7 Juli 2018 di Bali. Forum yang dihadiri oleh delegasi dari 6 negara ini merupakan sarana tatap muka bagi para pakar baik nasional maupun internasional yang tergabung didalamnya untuk membahas substansi teknis dari draft standar internasional yang sedang dikembangkan.
Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi BSN, I Nyoman Supriyatna menilai pertemuan ini cukup strategis mengingat saat ini pemerintah Indonesia memiliki program prioritas dalam mengembangkan infrastruktur untuk sektor maritim untuk berkontribusi pada pembangunan ekonomi. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian bahwa Indonesia memiliki road mappengembangan untuk industri pelayaran untuk periode jangka pendek dan panjang. Ruang lingkup road map meliputi industri pelayaran, peralatan dan peralatan kapal, perbaikan kapal, pemecah kapal dan bangunan lepas pantai. Salah satu program dalam road map ini adalah mengembangkan kemampuan desain dan rekayasa segala jenis kapal dengan memanfaatkan National Ship Design and Engineering Center (NasDEC) di Surabaya, Jawa Timur.
Nyoman pun menilai standar-standar yang dikembangkan oleh ISO / TC 8 / SC 8 bermanfaat untuk transfer teknologi, menciptakan inovasi serta memastikan kompatibilitas dan interoperabilitas komponen kapal. “Standar-standar yang dikembangkan nantinya dapat diimplementasikan dalam membangun kapal yang dibutuhkan untuk memperkuat konektivitas maritim di tanah air. Dengan kata lain, standar dapat menjadi tools untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” ujar Nyoman dalam sambutannya, Selasa (3/7/18)
International Organization for Standardization (ISO) adalah organisasi pengembang standar internasional terbesar di dunia. ISO didirikan pada tahun 1947 dan sekarang memiliki lebih dari 22.000 standar internasional yang mencakup hampir semua sektor dan bisnis. Saat ini, ISO/TC 8/SC 8 telah menerbitkan 48 standar dan sedang mengembangkan 12 standar baru. “BSN sebagai satu-satunya instansi yang mewakili Indonesia dalam keanggotaan ISO telah tergabung menjadi anggota ISO/TC 8/SC 8 dengan status Participating member. Dengan demikian, BSN melalui Komite Teknis 47-01 Bangunan Kapal dan Konstruksi Kelautan dapat memberikan tanggapan terhadap draft standar internasional,” terang Nyoman.
Nyoman pun menegaskan bahwa salah satu upaya BSN dalam mendukung pelaksanaan road mapadalah dengan mengadopsi standar ISO ke dalam Standar Nasional Indonesia (SNI). “Sejauh ini kami telah mengadopsi beberapa standar ISO ke dalam SNI, dan kebanyakan dari mereka dalam status yang identik,” ujar Nyoman. Dari 48 standar terkait desain kapal yang sudah diterbitkan ISO, hingga saat ini BSN telah mengadopsi 6 standar secara identik, yaitu SNI ISO 3796:2011 tentang Teknologi kapal dan kelautan – Bukaan bersih untuk pintu luar satu daun; SNI ISO 3902:2011 tentang Bangunan kapal dan konstruksi kelautan – Gasket untuk jendela segi empat dan jendela sisi kapal; SNI ISO 3903:2007 tentang Bangunan kapal dan konstruksi kelautan – Jendela kapal segi empat biasa; SNI ISO 5778:2007 tentang Kapal dan teknologi kelautan – Palka baja ukuran kecil kedap cuaca; SNI ISO 5894:2011 tentang Teknologi kapal dan kelautan – Lubang lalu orang dengan tutup berbaut dan SNI ISO 6042:2007 tentang Kapal dan teknologi kelautan – Pintu baja satu daun kedap cuaca.
“Kita harapkan Indonesia dapat memperkuat poros maritim dengan berpartisipasi dalam pengembangan standar internasional” ujar Nyoman. (ald)
Sumber : Ristekdikti