Pengembangan Klaster Sistem Inovasi Berbasis Produk Unggulan Daerah
Rapat Koordinasi dipimpin oleh Dirjen Penguatan Inovasi Jumain Appe yang dihadiri oleh Direktur Sistem Inovasi Ophirtus Sumule dan Direktur Inovasi Industri Santoso Yudo Warsono beserta 8 LPPM Perguruan Tinggi penerima insentif Program Perumusan dan Pendampingan Klaster Sistem Inovasi Berbasis Produk Unggulan Daerah (PUD), yaitu: ITB (Smartphone/Elektronika), Universitas Hasanuddin (Komoditas Garam dan Gula Merah), Universitas Syiah Kuala Banda Aceh (Minyak Atsiri/Nilam), Universitas Tompotika Banggai (Komoditas Padi), Universitas Negeri Semarang (Mobil Desa), Universitas Saratulangi Manado (Komoditas Kelapa) dan UKI Toraja (Komoditas Kopi).
Rapat koordinasi dilaksanakan untuk mempertajam substansi dan memantau progres hasil perancangan Model Pengembangan Klaster Sistem Inovasi oleh setiap lokus berbasis PUD. Pendekatan Model Klaster Sistem Inovasi dilakukan melalui peningkatan peran perguruan tinggi (university) sebagai salah satu elemen yang mempunyai peran penting dalam pembangunan sumber daya manusia yang mampu menciptakan invensi dan inovasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah berbasis sumber daya lokal. Perguruan tinggi dapat menjadi pusat unggulan yang menghasilkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan industri di daerah tempat perguruan tinggi tersebut berada. Sehingga harapan masyarakat yang menginginkan perguruan tinggi menjadi agent of region economic development dapat terwujud. Peran pemerintah (government) yang optimal dalam merangsang pertumbuhan investasi bisnis, serta menciptakan iklim usaha yang kondusif, dunia usaha/industri (business) yang mampu menciptakan iklim bisnis yang sehat sesuai etika bisnis, sedangkan komunitas (communities) sebagai pihak pemakai barang dan jasa atau output ekonomi lebih menyadari pentingnya memakai produk dalam negeri.
Dirjen Penguatan Inovasi Jumaian Appe dalam sambutannnya mengatakan bahwa, “Model Pengembangan Klaster Sistem Inovasi Berbasis PUD ini adalah upaya mendorong kolaborasi dan sinergi peran serta fungsi para aktor inovasi di daerah yang dikenal sebagai ABGC (Academic, Business, Government plus Community), dalam upaya mengembangkan produk unggulan daerah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.”
Dalam keterangannya, Direktur Sistem Inovasi Ophirtus Sumule menjelaskan bahwa, “Model Pengembangan Klaster Sistem Inovasi Berbasis PUD yang dikembangkan oleh Kemenristekdikti ini lebih holistik dan implementatif karena tidak hanya memetakan peran dan fungsi perguruan tinggi, industri/dunia usaha, pemerintah, dan komunitas (ABGC) sebagai aktor penggerak inovasi, tetapi lebih komprehensif mengaktualisasikan komitmen antar ABGC guna terwujudnya ekosistem inovasi di daerah sebagai upaya meningkatkan prekonomian dan daya saing daerah.”
“Ke depan, Model klaster sistem inovasi berbasis PUD ini dapat direplikasi untuk komoditas yang sama di daerah lain karena pengembangan produknya dilengkapi rancangan model bisnis sesuai dengan analisis rantai nilai (value chain), rantai pasok (supply chain) dan adopsi teknologi dari hulu ke hilir,” demikian Kasubdit Kemitraan Strategis dan Wahana Inovasi, Dr. Kamsol. (HKLI)
Sumber : http://inovasi.ristekdikti.go.id/detailpost/pengembangan-klaster-sistem-inovasi-berbasis-produk-unggulan-daerah