Akbid Muhammadiyah Raih Persentase Tertinggi Uji Kompetensi


Panitia Uji Kompetensi Nasional Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah menetapkan Hasil Uji Kompetensi Mahasiswa Program Diploma III Kebidanan, Diploma III Keperawatan dan Program Profesi Ners Periode April 2016 pada 19 Mei 2016 yang lalu. 

Dan Kopertis (Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta) Wilayah XIII yang dalam hal ini memiliki fungsi pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap Perguruan Tinggi Swasta di Wilayah Aceh juga telah merangkum rekapitulasi persentase kelulusan untuk ketiga program tersebut.

AKBID Muhammadiyah Banda Aceh meraih persentase kelulusan tertinggi dengan 66,67%. Dari 183 peserta, 122 di antaranya dinilai berkompeten dan berhak mendapat Surat Tanda Registrasi (STR). Akademi Kebidanan Saleha Banda Aceh menduduki posisi kedua dengan persentase kelulusan 65,22%. 

STR sendiri merupakan bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi. Dengan STR, maka Tenaga Kesehatan dapat melakukan aktivitas pelayanan kesehatan.
Kendati demikian, kedua Akbid tersebut masih di bawah POLTEKKES KEMENKES NAD (Kampus Banda Aceh) dalam Tabel Rekapitulasi Keseluruhan Perguruan Tinggi Wilayah Aceh untuk Program Studi Diploma III Kebidanan yang turut di dalamnya Kampus Negeri atau unit lain di luar Kemristekdikti. POLTEKKES KEMENKES NAD (Kampus Banda Aceh) memperoleh persentase kelulusan tertinggi dengan angka 90%. Hanya 8 dari 90 peserta yang gagal mendapatkan predikat Kompeten.
Sedangkan Program Diploma III Keperawatan dan Profesi Ners, untuk posisi teratas masing-masing ditempati Akper Teungku Fakinah Banda Aceh dengan persentase kelulusan sebanyak 20,27% dan STIKes Cut Nyak Dhien Langsa memperoleh 42,50%. Angka ini dinilai masih rendah bila disejajarkan dengan perguruan tinggi yang tersebar di provinsi lain.

Oleh karenanya diperlukan perhatian dan upaya yang lebih serius dan sistematis dari pihak-pihak terkait, khususnya untuk mendongkrak tingkat kelulusan mahasiswa dalam Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan di masa yang akan datang, dan prospek lebih luasnya untuk memperbaiki mutu pelayanan kesehatan di Aceh maupun di seluruh Indonesia.

Leave a Reply